Jumat, 15 April 2016

makalh tingkah laku ikan secara akustik

MAKALAH TINGKAH LAKU IKAN
TINGKAH LAKU IKAN SECARA AKUSTIK


 





Di Susun Oleh :
              TRI HAMZAH SANGADJI            2014 66 061

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT / Tuhan yang maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirannya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada Kita, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah tingkah laku ikan secara akustik .
            Makalah  ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatakan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah  ini, untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
            Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada kekurangan baik Dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Saya dapat memperbaiki makalah ini.
            Akhir kata saya berharap semogah makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca


Ambon, 22 maret 2016








DAFTAR ISI

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Keunggulan Metode Akustik
C.     Ruang Lingkup

BAB II
Pembahasan
A.    Pengertian Akustik Kelautan
B.     Alat-Alat Akustik Kelautan
1.      Echosounder
2.      Fishfinder
3.      Sonar
C.      Tingkah Laku Ikan Dengan Pendekatan Akustik

BAB III
Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran

Daftar Pustaka








BAB 1 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Teknologi penangkapan Ikan di Indonesia berkembang pesat terutama pada penggunaan alat bantu cahaya untuk menarik perhatian ikan (Baskoro dan Arimoto, 2001). Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap  yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Prinsip penangkapan pada alat tangkap ini pada dasarnya memanfaatkan  tingkah laku ikan, kususnya respon ikan terhadap cahaya. Mengingat sulitnya melakukan  pengamatan secara fisual di bawah air, maka dalam hal ini pengamatan tingkah laku ikan di sekitar pencahayaan di lakukan melalui pendekatan akustik..
Penerapan metode akustik terus mengalami kemajuan dalam bidang perikanan dengan menggunakan peralatan sonar atau Echo-Sounder (memancarkan dan menerima gelombang suara baik secara vertikal atau horisontal ). Yang dapat dilakukan dalam study tingkah laku ikan (migrasi vertikal dan horisontal), kecepatan renang, reson ikan terhadap stimuli dan lain-lain (Bochlot dan Olsen 1977, di acau dalam Ferno dan Olsen, 1994). Metode ini menggunakan gelombang suara untuk mendeteksitarget yang berada di perairan dan mempunyai beberapa kelebihan berupa hasil dugaan dapat di peroleh secara langsung, singkat, cukup akurat dan dapat mencangkup areal yang luas serta dapat memonitor pergerakan kawanan ikan.
Sampai saat ini keberadaan ikan di bawah lampu di duga dari adanya gelembung-gelembung yang dikeluarkan ikan, akan tetapi posisi ikan pada daerah tangkapan (catchable area) tidak diketahui. Oleh karena itu pengamatan bawah air (underwater observation) merupakan salah satu aspek yang disarankan dalam pengamatan tingkah laku ikan (Arimoto, 1999).


B.     Keunggulan dan Manfaat Metode Akustik

Ø  Keunggulan metode akustik

Dibandingkan dengan metode lain, khususnya dalam eksplorasi sumberdaya hayati laut atau pendugaan stok ikan Metode akustik memiliki beberapa Keunggulan komparatif, yakni :

1.      Berkecepatan tinggi (great speed), sehingga sering disebut "quick assessment method";
2.      Estimasi stok Ikan secara langsung (direct estimation) karena tidak tergantung dari statistik perikanan atau percobaan tagging dam secara langsung dilakukan terhadap target dari survai;
3.      Memungkinkan memperoleh dam memroses data secara "real-time", sehingga sangat membantu para pengambil keputusan/penentu kebijaksanaan dalam mempercepat pengambilan keputusan/ kebijaksanaan;
4.      Akurasi     dan ketepatan      (accuracy and precision)
5.      Tidak berbahaya/merusak karena frequensi suara digunakan tidak akan membahayakan baik si pemakai alat maupun target/obyek survai dan dilakukan dengan jarak jauh (remote sensing);
6.      Bisa digunakan jika dengan metode lain tidak bisa/mungkin dilakukan.

C.     Ruang Lingkup

1.      Militer
Alat akustik digunakan untuk kegiatan militer dan sangat canggih untuk saat ini. Negara Amerika telah mengembangkan akustik dan menghasilkan suatu Akustik Perangkat Long Range (LRAD), perangkat jarak jauh yang berasal dan peringatan beam yang diarahkan akustik. LRAD dikembangkan untuk berkomunikasi pada rentang operasional dengan kewenangan dan unggul dalam tinggi kebisingan pada lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk  komunikasi di 300 meter  diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat mengeluarkan nada peringatan.

2.      Biologi kelautan
Suatu kajian Pengetahuan dalam menentukan jenis spesies, tingkah laku ikan serta lainnya.

3.      Perkapalan
Dalam bidang perkapalan, akustik laut digunakan untuk perancangan alat tangkap berbasis akustik agar hasil tangkapan maksimal dan tidak tepat sasaran, karena dengan akustik dapat dideteksi kumpulan suatu ikan.

4.      Pemetaan
Aplikasi aksustik laut digunakan untuk memperoleh data dari pengukuran kedalaman dengan alat akustik nantinya dapat dijadikan suatu peta dasar laut.

5.      Oseanografi kelautan
Dalam bidang oseanografi laut digunakan untuk menyajikan duatu kajian ilmu pengetahuan  yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik dalam kimia, fisik, maupun bio-geo dan hal – hal yang bersifat kelautan lainnya menggunakan suatu alat akustik.

6.      Industri
Biasanya dalam bidang industri diaplikasaikan untuk menentukan lokasi yang sesuai dengan metode pendeteksian dasar laut dan menganalisis dampak yang akan terjadi jika industri tersebut dibangun didaerah tersebut.










BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Akustik Kelautan

Akustik Kelautan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut “Marine Acoustics”, adalah teori tentang Gelombang suara/akustik dan perambatannya di air laut. Dengan demikian, dalam Akustik Kelautan ini proses pembentukan gelombang suara sifat-sifat perambatannya, serta proses-proses selanjutnya hanya dibatasi pada, medium air laut, bukan air secara keseluruhan seperti halnya pada Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)..
Selain penjeasan di atas akustik kelautan juga merupakan bagian dari instrumentasi kelautan yang digunakan untuk mendeteksi benda, biota laut, ataupun lapisan sedimen yang berada di dasar lautan yang secara umum terbagi dalam sistem SONAR dan ECHOSOUNDER. Sistem Sonar memancarkan gelombang suara secara horizontal sehingga dapat mendeteksi misalnya benda-benda yang berada di depan kapal ataupun di belakang kapal. sedangkan Echosounder memancarkan gelombang suara secara vertikal sehingga dalam aplikasinya sering diguna kan untuk mendeteksi keberadaan ikan atau benda-benda yang berada di bawah kapal. 

B.     Alat – alat Akustiik Kelautan

1.     
Echosounder

Echo sounder atau Gema Duga atau Echoloading adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson, B.W., 1996).
Echo sounder merupakan perangkat yang menggunakan teknologi sonar untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai sonar ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air (en.wikipedia.org).
Echo sounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat dikontrol. (Burdic, 1991)
Sesuai dengan namanya ‘echo‘ yang berarti gema dalam bahasa Inggris, alat ini mempunyai prinsip memancarkan bunyi dan kemudian gemanya atau bunyi pantulannya ditangkap kembali untuk mengetahui keberadaan benda-benda di bawah air. Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air

2.      Fishfinder

 











Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Fishfinder merupakan teknologi suatu pendekatan teknologi bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustik instrument). Teknologi ini mengunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana di ketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan di udarah hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air

3.      Sonar

Sonar (Sound Navigation and Ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang digunakan dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari atau mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut (Bathymetry), pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Subbottom Profilers), pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal selam dan ranjau, analisa dampak lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada awalnya diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.

C.      Tingkah Laku Ikan Dengan Pendekatan Akustik

Pengamatan tingkah laku ikan dengan menggunakan perangkat akustik perairan misalnya echosounder dan fishfinder, Teknologi ini mengunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. di bawah air secara horisontal dan vertikal.
untuk mempermudah pengamatan tingkah laku ikan di  butuhkan alat bantu penyinaran cahaya, sebap Ikan memiliki sifat fototaksis, tertarik pada cahaya melalui penglihatan (mata) dan rangsangan melalui otak(pineal rigean pada otak). Sedangkan ada  jenis ikan yang tidak tertarik padacahaya yang di sebut fotofhobi atau fototaksis negative (gunawan, 1985).
Pola kedatngan ikan menuju sumber cahaya berbeda – beda tergantung jenis dan keberadaan ikan di peairan, Pola kedatangan ikan di sekitar pencahayaan ada yang langsung menuju sumber cahaya dan ada juga yang hanya berada di sekitar sumber pencahayaan, karena ketertarikan ikan berbeda-beda terhadap cahaya. Ikan-ikan yang pola kedatangannya tidak langsung masuk ke dalam sumber cahaya diindikasikan mendatangi cahaya karena ingin mencari makan, ketika ada peredator ikan akan pergi menjahui cahaya..pengamatan menggunakan side scan sonar colour (gangbang et al, 2003)
















BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

Akustik kelautan merupakan bagian dari instrumen yang berbentuk gelombang suara dan perambatannya di air laut secara horisontal dan vertikal yang mana fungsinya untuk mendeteksi bendah – bendah di depan, belakang maupun bawah laut.
Alat akustik kelautan sangatlah signifikan dan efektif dalam  study tingkah laku ikan, karena teknologi dan kecangggihannya yang mempermudah  manusia dalam pengukuran  kedalaman lautan, mengetahui segala jenis biota laut atau benda  secara cepat dan akurat, mempermudah proses penangkpan.

B.     Saran

Perangkat akusti sangatlah penting bagi nelayan terutama nelayan  lokal , untuk memperbanyak produktifitas hasil penangkapan, menghemat  bahan bakar dan  dalam upayah peniliian tingkah laku ikan, oleh  karena itu sebaiknya pemerintah  mengambil sebuah kebijakan untuk mengupayakan perangkat akustiikk di distribusikan ke nelayan-nelayan lokal atau lembaga ppenilitian demi stabilitas penangkapan dan  observasi.


















DAFTAR PUSTAKA


Muhammad Sulaiman1*, Indra Jaya2, Mulyono S. Baskoro2
1 Staf Pengajar Politeknik Pertanian (Politani), Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor, Indonesia
(Studi Tingkah Laku Ikan pada Proses Penangkapan dengan Alat Bantu Cahaya : Suatu Pendekatan Akustik).






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar