MAKALAH
TINGKAH LAKU IKAN
TINGKAH LAKU
IKAN SECARA AKUSTIK
Di Susun Oleh :
TRI HAMZAH
SANGADJI 2014 66 061
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT / Tuhan yang maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirannya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayahnya kepada Kita, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
tingkah laku ikan secara akustik .
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatakan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini, untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada kekurangan baik Dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata saya berharap semogah makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca
Ambon, 22 maret 2016
DAFTAR ISI
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B. Keunggulan Metode Akustik
C.
Ruang Lingkup
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Akustik Kelautan
B. Alat-Alat Akustik Kelautan
1. Echosounder
2. Fishfinder
3. Sonar
C.
Tingkah Laku Ikan Dengan Pendekatan Akustik
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi
penangkapan Ikan di Indonesia berkembang pesat terutama pada penggunaan alat
bantu cahaya untuk menarik perhatian ikan (Baskoro dan Arimoto, 2001). Bagan
merupakan salah satu jenis alat tangkap
yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Prinsip
penangkapan pada alat tangkap ini pada dasarnya memanfaatkan tingkah laku ikan, kususnya respon ikan
terhadap cahaya. Mengingat sulitnya melakukan
pengamatan secara fisual di bawah air, maka dalam hal ini pengamatan
tingkah laku ikan di sekitar pencahayaan di lakukan melalui pendekatan
akustik..
Penerapan metode
akustik terus mengalami kemajuan dalam bidang perikanan dengan menggunakan
peralatan sonar atau Echo-Sounder (memancarkan dan menerima gelombang suara
baik secara vertikal atau horisontal ). Yang dapat dilakukan dalam study
tingkah laku ikan (migrasi vertikal dan horisontal), kecepatan renang, reson
ikan terhadap stimuli dan lain-lain (Bochlot dan Olsen 1977, di acau dalam
Ferno dan Olsen, 1994). Metode ini menggunakan gelombang suara untuk
mendeteksitarget yang berada di perairan dan mempunyai beberapa kelebihan
berupa hasil dugaan dapat di peroleh secara langsung, singkat, cukup akurat dan
dapat mencangkup areal yang luas serta dapat memonitor pergerakan kawanan ikan.
Sampai saat ini keberadaan ikan di bawah lampu di duga dari adanya
gelembung-gelembung yang dikeluarkan ikan, akan tetapi posisi ikan pada daerah
tangkapan (catchable area) tidak diketahui. Oleh karena itu pengamatan bawah
air (underwater observation) merupakan salah satu aspek yang disarankan dalam
pengamatan tingkah laku ikan (Arimoto, 1999).
B. Keunggulan dan
Manfaat Metode Akustik
Ø Keunggulan
metode akustik
Dibandingkan dengan metode lain, khususnya dalam
eksplorasi sumberdaya hayati laut atau pendugaan stok ikan Metode akustik
memiliki beberapa Keunggulan komparatif, yakni :
1. Berkecepatan
tinggi (great speed), sehingga sering disebut "quick assessment
method";
2.
Estimasi stok Ikan secara langsung
(direct estimation) karena tidak tergantung dari statistik perikanan atau
percobaan tagging dam secara langsung dilakukan terhadap target dari survai;
3.
Memungkinkan memperoleh dam memroses
data secara "real-time", sehingga sangat membantu para pengambil
keputusan/penentu kebijaksanaan dalam mempercepat pengambilan keputusan/
kebijaksanaan;
4. Akurasi
dan ketepatan (accuracy and precision)
5.
Tidak berbahaya/merusak karena
frequensi suara digunakan tidak akan membahayakan baik si pemakai alat maupun
target/obyek survai dan dilakukan dengan jarak jauh (remote sensing);
6. Bisa
digunakan jika dengan metode lain tidak bisa/mungkin dilakukan.
C. Ruang Lingkup
1.
Militer
Alat akustik
digunakan untuk kegiatan militer dan sangat canggih untuk saat ini. Negara
Amerika telah mengembangkan akustik dan menghasilkan suatu Akustik Perangkat
Long Range (LRAD), perangkat jarak jauh yang berasal dan peringatan beam yang
diarahkan akustik. LRAD dikembangkan untuk berkomunikasi pada rentang
operasional dengan kewenangan dan unggul dalam tinggi kebisingan pada
lingkungan ambient. LRAD dirancang untuk komunikasi di 300 meter
diatas tanah dan 500 + meter di atas air, LRAD juga dapat mengeluarkan nada
peringatan.
2.
Biologi kelautan
Suatu kajian
Pengetahuan dalam menentukan jenis spesies, tingkah laku ikan serta lainnya.
3.
Perkapalan
Dalam bidang
perkapalan, akustik laut digunakan untuk perancangan alat tangkap berbasis
akustik agar hasil tangkapan maksimal dan tidak tepat sasaran, karena dengan
akustik dapat dideteksi kumpulan suatu ikan.
4.
Pemetaan
Aplikasi aksustik laut
digunakan untuk memperoleh data dari pengukuran kedalaman dengan alat akustik
nantinya dapat dijadikan suatu peta dasar laut.
5.
Oseanografi kelautan
Dalam bidang
oseanografi laut digunakan untuk menyajikan duatu kajian ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang sifat-sifat laut, baik dalam kimia, fisik,
maupun bio-geo dan hal – hal yang bersifat kelautan lainnya menggunakan suatu
alat akustik.
6.
Industri
Biasanya dalam bidang
industri diaplikasaikan untuk menentukan lokasi yang sesuai dengan metode
pendeteksian dasar laut dan menganalisis dampak yang akan terjadi jika industri
tersebut dibangun didaerah tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Akustik Kelautan
Akustik
Kelautan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut “Marine Acoustics”, adalah teori
tentang Gelombang suara/akustik dan perambatannya di air laut. Dengan demikian,
dalam Akustik Kelautan ini proses pembentukan gelombang suara sifat-sifat
perambatannya, serta proses-proses selanjutnya hanya dibatasi pada, medium air
laut, bukan air secara keseluruhan seperti halnya pada Akustik Bawah Air
(Underwater Acoustics)..
Selain penjeasan di atas akustik kelautan juga merupakan bagian
dari instrumentasi kelautan yang digunakan untuk mendeteksi benda, biota laut,
ataupun lapisan sedimen yang berada di dasar lautan yang secara umum terbagi
dalam sistem SONAR dan ECHOSOUNDER. Sistem Sonar memancarkan gelombang suara
secara horizontal sehingga dapat mendeteksi misalnya benda-benda yang berada di
depan kapal ataupun di belakang kapal. sedangkan Echosounder memancarkan
gelombang suara secara vertikal sehingga dalam aplikasinya sering diguna kan
untuk mendeteksi keberadaan ikan atau benda-benda yang berada di bawah
kapal.
B. Alat – alat Akustiik Kelautan
1.
Echosounder
Echosounder
Echo sounder atau Gema Duga atau Echoloading adalah
alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari
permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air
(Parkinson, B.W., 1996).
Echo sounder merupakan perangkat yang menggunakan teknologi sonar untuk pengukuran
bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai sonar
ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, studi vegetasi air, ikan, dan plankton,
dan diferensiasi massa air (en.wikipedia.org).
Echo sounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan
di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric
memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik
yang dapat dikontrol. (Burdic, 1991)
Sesuai dengan namanya ‘echo‘ yang berarti gema
dalam bahasa Inggris, alat ini mempunyai prinsip memancarkan bunyi dan kemudian
gema‐nya atau
bunyi pantulannya ditangkap kembali untuk mengetahui keberadaan benda-benda di
bawah air. Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang
perambatan dan peantulan bunyi dalam air
2.
Fishfinder
Fishfinder
digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi yang
ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish
finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan
nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi
beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Fishfinder merupakan teknologi suatu pendekatan
teknologi bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustik instrument).
Teknologi ini mengunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana di ketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik,
sedangkan kecepatan di udarah hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat
efektif untuk deteksi di bawah air
3.
Sonar
Sonar (Sound Navigation and
Ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang digunakan dalam komunikasi
di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari atau mendeteksi suatu benda
yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang suara yang nantinya
gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang akan dideteksi.
Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut (Bathymetry), pengidentifikasian
jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Subbottom Profilers), pemetaan dasar
laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal selam dan ranjau, analisa dampak
lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di
bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer,
penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada awalnya diinspirasi
dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air,
kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam
laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar
dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu
sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.
C.
Tingkah
Laku Ikan Dengan Pendekatan Akustik
Pengamatan tingkah laku ikan dengan menggunakan perangkat
akustik perairan misalnya echosounder dan fishfinder, Teknologi
ini mengunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. di bawah air secara horisontal dan vertikal.
untuk mempermudah pengamatan tingkah laku ikan di butuhkan alat bantu penyinaran cahaya, sebap Ikan memiliki sifat fototaksis,
tertarik pada cahaya melalui penglihatan (mata) dan rangsangan melalui otak(pineal
rigean pada otak).
Sedangkan ada jenis ikan yang tidak
tertarik padacahaya yang di sebut fotofhobi atau fototaksis negative (gunawan,
1985).
Pola kedatngan ikan menuju sumber cahaya berbeda – beda tergantung jenis
dan keberadaan ikan di peairan, Pola kedatangan ikan di sekitar
pencahayaan ada yang langsung menuju sumber cahaya dan ada juga yang hanya
berada di sekitar sumber pencahayaan, karena ketertarikan ikan berbeda-beda
terhadap cahaya. Ikan-ikan yang pola kedatangannya tidak langsung masuk ke
dalam sumber cahaya diindikasikan mendatangi cahaya karena ingin mencari makan,
ketika ada peredator ikan akan pergi menjahui cahaya..pengamatan menggunakan side scan sonar colour (gangbang et al, 2003)
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Akustik kelautan
merupakan bagian dari instrumen yang berbentuk gelombang suara dan
perambatannya di air laut secara horisontal dan vertikal yang mana fungsinya
untuk mendeteksi bendah – bendah di depan, belakang maupun bawah laut.
Alat akustik kelautan sangatlah
signifikan dan efektif dalam study
tingkah laku ikan, karena teknologi dan kecangggihannya yang mempermudah manusia dalam pengukuran kedalaman lautan, mengetahui segala jenis
biota laut atau benda secara cepat dan
akurat, mempermudah proses penangkpan.
B. Saran
Perangkat
akusti sangatlah penting bagi nelayan terutama nelayan lokal , untuk memperbanyak produktifitas
hasil penangkapan, menghemat bahan bakar
dan dalam upayah peniliian tingkah laku
ikan, oleh karena itu sebaiknya
pemerintah mengambil sebuah kebijakan
untuk mengupayakan perangkat akustiikk di distribusikan ke nelayan-nelayan
lokal atau lembaga ppenilitian demi stabilitas penangkapan dan observasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad Sulaiman1*, Indra Jaya2, Mulyono S. Baskoro2
1 Staf Pengajar Politeknik Pertanian (Politani), Pangkajene Kepulauan,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
IPB, Bogor, Indonesia
(Studi Tingkah Laku Ikan pada
Proses Penangkapan dengan Alat Bantu Cahaya : Suatu Pendekatan Akustik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar