MAKALAH
IKHTIOLOGI
SISTEM
PENCERNAAN PADA IKAN
Di Susun Oleh :
TRI HAMZAH
SANGADJI 2014 66 061
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON 2015
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
saya dapat menyelesaikan Makalah tentang Sistem pencernaan pada ikan dengan
baik.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari Ibu/Bapak Dosen dan Teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih atas kontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem pencernaan pada ikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari Ibu/Bapak Dosen dan Teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih atas kontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem pencernaan pada ikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Ambon, 08 Desember 2015
Hormat Saya
Tri
Hamzah Sangadji
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Pencernaan Ikan
2.1.1 Saluran
Pencernaan
2.2 Mekanisme
Pencernaan
2.3
Mekanisme Penyerapan Sari-Sari Makanan
BAB III.PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup membutuhkan
zat-zat makanan yang di peroleh dari lingkungannya. Setelah zat makanan di
cerna atau di manfaatkan, sisanya akan di buang kembali ke lingkungan,
memerlukan suatu sistem transportasi atau sirkulasi. Sistem transportasi
dibutuhkan pula untuk membawa zat-zat dari suatu organ ke organ lain yang membutuhkan.
Sistem transportasi atau sirkulasi pada tubuh manusia sebenarnya meliputi
sistem peredaran darah dan sistem peredaran getah bening.
Ikan
merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikiloterm (berdarah
dingin). Ikan memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya
serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang
disebabkan oleh arah angin.
Sistem
Pencernaan Ikan, di dalam rongga mulut ikan terdapat gigi-gigi dan lidah.
Proses pencernaan makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan
selanjutnya ke lambung, makanan masuk ke usus.Dari usus bermuara cairan empedu yang membantu proses
pencernaan.usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan oleh
darah ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikeluarkan
melalui anus.
1.2 Tujuan
Mengenal
sistem pencernaan dari pada ikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pencernaan Ikan
Ikan membutuhkan materi (nutrien)
dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini
berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga memerlukan
vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme heterotrof,
ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan bagi ikan
merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan menghabiskan waktu
untuk kegiatan ini. Sebagian besar ikan mengembangkan organ agar dapat
menemukan dan mendapatkan makanan.
Pencernaan adalah suatu proses
penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi
bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem
perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan
pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat
dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan
dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam
proses pencernaan dan penyerapan makanan,
sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam
menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati
dan pankreas.
2.1.1 Saluran Pencernaan
Bila
diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke proses pencernaan
dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses
melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut,
rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus.
a) Mulut
Organ
pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Organ ini
merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil
makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur
dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh
kontraksi otot dinding mulut.
Pada
umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe
terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior),
di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala
(tipe subterminal). Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulut pun
bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam
makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan
dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang
lewat di atasnya.
Gambar 2. Tipe-Tipe Mulut Ikan :
A.
Terminal; B. Subterminal; C. Superior
Ukuran
mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila
dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi
dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk
golongan predator terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa
ditelan seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan gigi yang
menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar
untuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan baraccuda ( Sphyraena)
dan piranha (Serrasalmus).
Ikan
yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative
kecil tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara
mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal.
Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau
benda- benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus,
Gyrinocheilus, dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler et al., 1997).
Pada ikan lamprey yang parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai
sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya dan mengambil makanan dari
inangnya.
b) Tekak
Tekak
terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang. Pada sisi
kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak,
biasanya terdapat gigi tekak.
c) Insang
Insang terletak tepat di belakang
rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan
bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai lima sampai tujuh
pasang lengkung insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari
kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.
Ikan-ikan
yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan
jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping,
memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar
didapatkan pada ikan omnivora.
Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah
jari-jari tipis insang.
d) Kerongkongan
Esophagus
ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk
menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut
dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini
tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar
ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk
menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya
kemampuan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati
bila makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.
Pinggiran
esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan
sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus
dengan lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal
berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan.
Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat
pernapasan tambahan.
e) Lambung
Lambung
(ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung
menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya.
Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada
ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox),
barracuda (Sphyraena ) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan
omnivora, seringkalilambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak
(Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut
berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan
Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga
memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain
besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat pada lamprey,
hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,
Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar
lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung
dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah
pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar
menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada
ikan mas (Cyprinus carpio).
Pada
beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan
sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk
memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan
dapat lebih sempurna.
f) Pilorik
Di
antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan saluran
pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik
berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada
beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung
menjari yang dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan
usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat pencernaan dan
penyerapan makanan terutama lemak. Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat
bervariasi.
g) Usus
Usus berada di antara pilorik dan
rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa, muskulus,
dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel goblet (mucocyte) yang
memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus sebagai organ untuk
mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas
penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan.
Usus
merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di
kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar,
sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung,
mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).
h) Rektum dan anus
Di belakang usus terdapat segmen
rektum. Rektum ini terletak di antara katup rektum (rektal valveI) dan
anus. Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran pencernaan akibat
penebalan otot licin melingkar, mengatur pengeluaran makanan yang tidak
tercerna dari bagian usus ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur
histologis yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya banya terdapat
sel mucus dan di bagian belakang dekat anus lapisan otonya terdiri atas otot
bergaris. Fungsi utama rektum adalah menyerap air dan mineral, dan
memproduksilendir untuk mempermudah pengeluaran makanan tak tercerna.
Bagian
terakhir dari saluran pencernaan adalah anus, yang berfungsi untuk mengeluarkan
tinja. Bagian ini terletak di belakang sirip ventral dan tepat di depan sirip
anal
2.2 Mekanisme Pencernaan
Sebelum
makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa
nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya
segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan
tersebut. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin
yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin
yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat
bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer)
yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal..
Apabila makanan telah masuk ke
dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang
untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam
klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang
merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton
(polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan
juga hormon entergastron.
Di
dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu
itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan
hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu
danpankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase.
Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi
produksi getah pankreas.
Enzim
amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar
protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka
untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
2.3 Mekanisme Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus
sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di
dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit.
Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan
tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas.
Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan
diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk
monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses
penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam
lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk
kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah
(30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati
dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat
makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkanke seluruh tubuh untuk
keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana,
misalnya pembentukan protein
dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang
merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan karbohidrat
menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.
Pada
hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah
karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir
protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein,
lemak dan karbohidrat.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ikan membutuhkan materi (nutrien)
dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini
berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Sebagai
organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan.
Pencernaan
adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi
sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang
berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan
bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan
keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat
dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan
dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan yaitu mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan,
lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari
hati, pankreas, dan kantung empedu.
Sebelum
makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa
nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan,
bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya
segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan
tersebut. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan
diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan,
tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam
usus.
1.2 Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, saya
sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah
demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah saya susun bermanfaat bagi
kita semua, Amien
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/17206125/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN_IKAN
http://muhammadriskiardianto.blogspot.co.id/2014/08/laporan-ikhtiologi-sistem-pencernaan.html
https://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/20/sistem-pencernaan-ikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar