Jumat, 15 April 2016

sistem pencernaan pada ikan



MAKALAH IKHTIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN


Logo (64)
 






Di Susun Oleh :
              TRI HAMZAH SANGADJI              2014 66 061


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON 2015



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang Sistem pencernaan pada ikan dengan baik.
            Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari Ibu/Bapak Dosen dan Teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih atas kontribusi dalam pembuatan makalah ini.
            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
             Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem pencernaan pada ikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


                                                                                  Ambon, 08 Desember 2015
Hormat Saya


                                                                                                           Tri Hamzah Sangadji







DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN
      2.1 Sistem Pencernaan Ikan
      2.1.1 Saluran Pencernaan
      2.2 Mekanisme Pencernaan
      2.3 Mekanisme Penyerapan Sari-Sari Makanan
BAB III.PENUTUP
      1.1 Kesimpulan
      1.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan zat-zat makanan yang di peroleh dari lingkungannya. Setelah zat makanan di cerna atau di manfaatkan, sisanya akan di buang kembali ke lingkungan, memerlukan suatu sistem transportasi atau sirkulasi. Sistem transportasi dibutuhkan pula untuk membawa zat-zat dari suatu organ ke organ lain yang membutuhkan. Sistem transportasi atau sirkulasi pada tubuh manusia sebenarnya meliputi sistem peredaran darah dan sistem peredaran getah bening.
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikiloterm (berdarah dingin). Ikan memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Sistem Pencernaan Ikan, di dalam rongga mulut ikan terdapat gigi-gigi dan lidah. Proses pencernaan makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan selanjutnya ke lambung, makanan masuk ke usus.Dari usus bermuara cairan empedu yang membantu proses pencernaan.usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikeluarkan melalui anus.

1.2 Tujuan


            Mengenal sistem pencernaan dari pada ikan

BAB II
 PEMBAHASAN


2.1 Sistem Pencernaan Ikan


Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga memerlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan bagi ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan menghabiskan waktu untuk kegiatan ini. Sebagian besar ikan mengembangkan organ agar dapat menemukan dan mendapatkan makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pankreas.


2.1.1 Saluran Pencernaan


 





Bila diurut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke proses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicerna dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus.


a) Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulut pun bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya.


 





                       Gambar 2. Tipe-Tipe Mulut Ikan :
                        A. Terminal; B. Subterminal; C. Superior

Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan gigi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan baraccuda ( Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus).
Ikan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda- benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus, Gyrinocheilus, dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler et al., 1997). Pada ikan lamprey yang parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya.


b) Tekak

Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang. Pada sisi kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak, biasanya terdapat gigi tekak.


c) Insang

Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai lima sampai tujuh pasang lengkung insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping, memanjang, dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.


d) Kerongkongan

Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.
Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.



e) Lambung

Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena ) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkalilambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae, Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).
Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.


f) Pilorik

Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemak. Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat bervariasi.


g) Usus

Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus sebagai organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan.
Usus merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).


h) Rektum dan anus

Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum ini terletak di antara katup rektum (rektal valveI) dan anus. Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran pencernaan akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur pengeluaran makanan yang tidak tercerna dari bagian usus ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur histologis yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya banya terdapat sel mucus dan di bagian belakang dekat anus lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi utama rektum adalah menyerap air dan mineral, dan memproduksilendir untuk mempermudah pengeluaran makanan tak tercerna.

Bagian terakhir dari saluran pencernaan adalah anus, yang berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini terletak di belakang sirip ventral dan tepat di depan sirip anal


2.2 Mekanisme Pencernaan

Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal..
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu danpankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.


2.3 Mekanisme Penyerapan Sari Makanan

Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkanke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana, misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.





BAB V
PENUTUP


1.1  Kesimpulan

Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan yaitu mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus.

1.2  Saran

Tiada kesempurnaan di dunia ini, saya sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah saya susun bermanfaat bagi kita semua, Amien

















Daftar Pustaka


https://www.academia.edu/17206125/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN_IKAN
http://muhammadriskiardianto.blogspot.co.id/2014/08/laporan-ikhtiologi-sistem-pencernaan.html
https://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/20/sistem-pencernaan-ikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar